Entri Populer

Rabu, 09 Februari 2011

Biografi A.D Pirous


Nama :
Abdul Djalil Pirous

Lahir :
Meulaboh,
Nangroe Aceh Darussalam,
11 Maret 1932

Pendidikan :
Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB,
Studi Desain Grafis di Rochester Institute of Technology, New York, Amerika Serikat.

Profesi :
Dosen Institut Teknologi Bandung  (1970),
Dekan dan Guru Besar yang mengajar mata kuliah Seni Modern di Kawasan Asia Pasifik (1980)

Penghargaan :
Anugerah Budaya & Penghargaan 2 abad Kota Bandung (2010)



modern di Indonesia. Kemunculannya pada rtist 1960-an ikut mempe-
ngaruhi perkembangan seni rupa di kemudian hari. Ia terutama dikenal  
sebagai perupa yang pertama kali mengembangkan kaligrafi Arab 
(tulisan Arab yang rtistic) pada karya-karya grafis dan lukisan. Inovasi ini 
menempatkan dirinya memiliki peran penting dalam melahirkan kecenderung
an seni rupa Islami.

Melalui karya-karya kaligrafi, Pirous sanggup mencapai puncak 
kemahiran dalam rangkaian menggambar, menulis, dan melukis.  
Kemampuannya mengolah garis, susunan yang cermat, tekstur, dan  
terutama warna seperti terlihat pada rtist semua karyanya, dari dulu hingga  
sekarang, menunjukkan kemampuannya yang tak tertandingi itu. Salah  
satu yang menjadi rtis khas karya lukisan kaligrafisnya adalah posisi  
kaligrafi yang bukan sekedar tempelan tetapi sebagai yang pokok,  
struktur lukisan itu sendiri. Kaligrafi dalam karya-karya saya bukan  
sebagai tambal-sulam,” katanya, “tetapi sebagai struktur lukisan itu sendiri
Nah, ini yang saya temukan sendiri dan tidak saya lihat pada lukisan orang 
lain.”

Pencapaian estetika dan rtistic Pirous boleh dibilang mempunyai konsepsi  
estetis tersendiri dalam seni lukis modern yang berkembang di Indonesia.  
Karya-karya Pirous tidak hanya ekpresif tetapi juga komunikatif. Ia  
menorehkan huruf-huruf kaligrafi Arab secara tertib sebagai tanda baca
yang membentuk kata, lalu kata menyusun kalimat, dan kalimat  
mengandung arti tertentu. Ditangan Pirous, kaligrafi menjadi fleksibel,  
elastis, dinamis, dan memberikan kemungkinan luas untuk diolah sesuai 
latar budaya yang melingkupinya dan media yang digunakan. Dengan 
kaligrafi Pirous berupaya membumikan bahasa langit (yang berupa kalam 
illahi dan hadist Nabi) melalui proses penghayatan dan penyadaran religius.
Melalui karyanya, agaknya Pirous ingin mengatakan yang spiritual lebih 
penting dari yang material. Dan seni bisa digunakan sebagai sarana manusia 
untuk menemukan kembali dimensi kerohaniannya dalam kehidupan.

Usia tidak pernah menghalangi Pirous untuk terus berkarya. Sebagai 
pelukis dan pegrafis, ia menghasilkan karya-karya yang mengagumkan.  
Karya-karya Pirous, yang mantap wawasan estetikanya, sangat  
mempesona dan mencerminkan kedalaman penghayatan religius dirinya  
terhadap obyek-obyek seni rupa yang menjadi target garapan seni 
lukisnya. Karya-karyanya membangkitkan ingatan banyak orang akan  
kegemilangan seni rupa Islam nusantara, yang pertama kalinya  
berkembangan di Samudera Pasai, Nanggroe Aceh Darussalam, kemudian  
berkembang di wilayah-wilayah lain di kepulauan nusantara.

Karya-karya yang  
saya buat itu ingin saya 
tempatkan sebagai  
suatu unsur surprising,
keterkejutan, dalam  
melihat karya itu.Selalu 
saya ingin dari karya itu
  tampil sesuatu yang 
membuat orang 
tertegun melihatnya.  
Tertegun karena makna
nya. Karena  
memberikan satu  
kehangatan spiritual,
ujar Pirous. “Kalau   
Tuhan memberikan 
saya waktu dan 
kesempatan saya akan 
terus berkarya untuk  
mencatat apa-apa yang 
mungkin berguna untuk  
generasi penerus yang 
akan datang
Menciptakan karya-
karya yang bisa turut  
memperkaya khasanah 
seni rupa Indonesia,”

Pirous dikenal di dalam dan di luar negeri sebagai pelopor seni rupa 
kontemporer Indonesia. Keluarga punya arti penting dalam perjalanan 
karier Pirous. A.D Pirous masih tampil sebagai perupa bermutu tinggi,  
pandai mengelola pekerjaannya, dan bernyali dalam membina hubungan-
hubungan antar-bangsa di bidang seni rupa. Sepanjang kariernya, Pirous 
tidak terjebak untuk hanya menuangkan ketrampilan yang diulang-ulang,  
melainkan lebih dahulu memberi konseptualisasi yang khusus dan 
perenungan yang dalam. Pirous yang enerjik, Pirous yang rindu kebaruan  
dalam berkarya, adalah sosok yang jejak-jejak karyanya, akan selalu  
dikenang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar